A. Pentingnya Perilaku
Toleransi
toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain,
menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai
kesamaan sikap.
وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ
عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ
بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan
akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
Pada Q.S. Yūnus/10: 41 ayat tersebut dapat disimpulkan hal-hal
berikut :
a. Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad saw.
Terbagi menjadi 2 golongan, ada umat yang beriman terhadap kebenaran kerasulan
dan kitab suci yang disampaikannya dan ada pula golongan orang yang mendustakan
kerasulan Nabi Muhammad saw. dan tidak beriman kepada al- Qur’ān.
b. Allah Swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang
beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-Nya, begitu juga
orang kafir yang tidak beriman kepada-Nya.
c. Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas
keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang berbeda
keyakinan dengan dirinya.
B. Menghindarkan Diri
dari Perilaku Tindak Kekerasan
مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي
إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي
الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا
أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ
ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS. Al-Maidah : 32)
Dalam Q.S. al-Māidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat
dipetik :
a. Nasib kehidupan
manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah
kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu,
terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat
manusia.
b. Nilai suatu pekerjaan
berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat
merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan
eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber
kehidupan masyarakat.
c. Mereka yang
memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seperti
para dokter, perawat, polisi harus mengerti nilai pekerjaan mereka.
Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian bagaikan
menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar