BAB 1 Al-Qur’ān sebagai Pedoman Hidup
A. Pentingnya Mengimani
Kitab-Kitab Allah Swt.
Iman kepada kitab Allah Swt. : meyakini sepenuh hati bahwa Allah
Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia.
1. Taurāt : Nabi Musa as
2. Zabūr : Nabi Daud as.
3. Injil : Nabi Isa as.
4. al-Qur’ān: Nabi
Muhammad saw.
Firman Allah Swt.:
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu
(Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu...” (Q.S. al-Māidah/5:
48)
B. Pengertian Kitab dan Ṡuḥuf
Kitab dan ṡuḥuf merupakan wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada
para rasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Perbedaan
Ṡuḥuf
Kitab
1. Wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para rasul, tetapi
masih berupa “lembaran-lembaran” yang terpisah.
1. Wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para rasul sudah
berbentuk buku/kitab.
2. Isi suhuf sangat simpel.
2. Isi kitab lebsih lengkap jika
dibandingkan dengan isi suhuf.
C. Kitab-Kitab Allah Swt.
dan Para Penerimanya
1. Kitab Taurāt
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab
Taurāt adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa
as. Untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya dan bagi Bani Israil.
Taurāt : salah satu dari tiga komponen (Thora, Nab³n, dan Khetubin)
yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab),
yang belakangan oleh orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian
Lama). Isi pokok Kitab Taurāt dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements)
atau Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung
Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan
asas-asas kebaktian (syar³'ah), seperti berikut:
1. Hormati dan cintai Allah satu saja,
2. Sebutkan nama Allah dengan hormat,
3. Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
4. Hormati ibu bapakmu,
5. Jangan membunuh,
6. Jangan berbuat cabul,
7. Jangan mencuri,
8. Jangan berdusta,
9. Jangan ingin berbuat cabul,
10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak
halal.
2. Kitab Zabūr
Kata zabur (bentuk jamaknya zubūr) berasal dari zabara-yazburu-zabr
yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabūr dalam
bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmūr (jamaknya mazāmir), dan dalam bahasa
Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama
menyebutnya Mazmūr, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum
al-Qur’ān (selain Taurāt dan Injil ). Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur
berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”, zamir (lagu) dan
mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi,
nyanyian pujian”. Zabūr adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada
kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud as.
Kitab Zabūr berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150
surah dalam Kitab Zabūr yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi
nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis
besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as.
Dalam Kitab Zabūr terdiri atas lima macam:
1. nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3. ratapan-ratapan jamaah,
4. ratapan dan doa individu, dan
5. nyanyian untuk raja.
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabūr (Mazmur: 146) antara lain:
1. Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
2. Maka aku akan memuji
Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama
aku ada.
3. Janganlah kamu percaya
pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
4. Maka putuslah nyawanya
dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya
upayanya.
5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai
penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan.
6. Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan
yang menaruh setia sampai selamanya.
7. Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang
yang lapar. Bahwa Tuhan membuka rantai orang yang terpenjara.
3. Kitab Injil
kepada Nabi Isa as. Kitab Injil yang asli memuat
keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt.
agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada
pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat keterangan bahwa di akhir
zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yaitu
bernama Ahmad atau Muhammad saw.
K. Injil sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab
Injil sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan
tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan
Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Hanya saja Injil pun sudah mengalami perubahan dan penggantian yang
dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan
catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis
menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana).
Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as.
Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnaba. Isi dari
Injil Barnaba ini sangat berbeda dengn isi Kitab Injil empat macam yang
tersebut di atas.
4. Kitab al-Qur’ān
Kepada Nabi Muhammad saw. Melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’ān diturunkan
tidak sekaligus, melainkan secara berangsurangsur. Waktu turun al-Qur’ān selama
kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30
juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Wahyu pertama
adalah surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramaḍan tahun 610 M.
di Gua Hira, ketika Nabi Muhammad saw. sedang ber-khalwat. Dengan diterimanya
wahyu pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai Rasul, yaitu manusia
pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai
saat itu, Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt. untuk menyampaikan
risalah-Nya kepada seluruh umat manusia.
Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Māidah ayat 3. Ayat
tersebut turun pada tanggal 9 Ḍulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah,
ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari
sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat. Al-Qur’ān yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Menghapus sebagian syariat yang tertera
dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Al Qur’ān merupakan kitab suci terlengkap dan
berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman.
5. Nama-Nama Lain al-Qur’ān
Nama-nama lain dari al-Qur’ān, yaitu:
a. Al-Hudā, artinya al-Qur’ān sebagai petunjuk seluruh umat
manusia.
b. Al-Furqān, artinya al-Qur’ān sebagai pembeda antara yang baik
dan buruk.
c. Asy-Syifā', artinya al-Qur’ān sebagai penawar (obat penenang
hati).
d. Aż-Żikr, artinya al-Qur’ān sebagai peringatan adanya ancaman dan
balasan.
e. Al-Kitāb, artinya al-Qur’ān adalah firman Allah Swt. yang
dibukukan.
6. Isi al-Qur’ān
Adapun isi pokok al-Qur’ān adalah seperti berikut :
a. Aq³dah atau keimanan.
b. 'Ibādah, baik 'ibādah maḥḍah maupun gairu maḥḍah.
c. Akhlaq seorang hamba kepada Khāliq, kepada sesama manusia dan
alam sekitarnya.
d. Mu’āmalah, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia.
e. Qiṡṡah, yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan
orang-orang yang ingkar.
f. Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan.
7. Keistimewaan al-Qur’ān
Kita sebagai umat Islam wajib mengimani dan mempercayai isi
al-Qur’ān karena al-Qur’ān merupakan pedoman hidup umat manusia, terlebih lagi
pedoman hidup umat Islam. Apabila kita tidak mengimani dan mengamalkannya, kita
termasuk orang-orang yang ingkar (kafir).
Cara mengamalkan isi al-Qur’ān adalah dengan mempelajari cara
belajar membaca (mengaji) baik melalui iqra’, qiraati, atau yang lainnya.
Kemudian, mempelajari artinya, menganalisis isinya, dan langsung
mengamalkannya.
Adapun keistimewaan kitab suci al-Qur’ān adalah sebagai berikut.
a. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
bertakwa
b. Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul
terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan caranya masing-masing dalam menyembah
Allah Swt.
c. Al-Qur’ān sebagai kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya.
d. Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang
ingin menyimpangkannya.
e. Membaca dan mempelajari isi al-Qur’ān merupakan ibadah.
Menerapkan Perilaku Mulia
1. Meyakini bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur’ān datang dari
Allah Swt., tetapi akhirnya tidak murni lagi sebab dicampuradukkan dengan
ide-ide manusia di zamannya.
2. Al-Qur’ān sudah dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. sampai
sekarang. Umat Islam juga sebagai penjaganya. Menjaga kemurnian al-Qur’ān
adalah tugas kita sebagai muslim. Salah satu cara menjaga al-Qur’ān adalah
dengan berusaha menghormati, memuliakan, dan menjunjung tinggi kitab suci al-
Qur’ān.
3. Menjadikan al-Qur’ān sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan
tidak sekalikali berpedoman kepada selain al-Qur’ān.
4. Berusaha untuk membaca al-Qur’ān dalam segala kesempatan di kala
suka maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan isinya.
5. Berusaha untuk mengamalkan isi al-Qur’ān di dalam kehidupan
sehari-hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar